Kamis, 24 Januari 2013

Pendidikan Anak Bagi Saya

Pendidikan di Indonesia saat ini begitu sangat memprihatinkan, ini terlintas ketika saya banyak diskusi dan ngobrol dengan para orang tua di lingkungan sekitar saya. Walaupun tempat tinggal saya berada di Kota Pelajar, bukan berarti pembelajaran disini lebih baik dari kota - kota lain. Karena pada dasarnya sistem pembelajaran bagi anak di Indonesia salah menafsirkannya.

Saya memang belum memiliki anak, dan saya jga belum punya pengalaman mengasuh anak. Tapi saya punya keinginan untuk membesarkan anak yang sesuai dengan sistem pembelajaran saya. Pendidikan atau pembelajaran seperti apa sih yang saya inginkan.

Hmm... memang saya belum pernah mendapatkan bimbingan dari orang lain ataupun orang tua dengan sistem pembelajaran ini, namun saya mendapatkan pembelajaran ini karena saya sudah mengalami pahit manisnya dengan sistem pembelajaran yang berbeda.

Jadi kesannya, pendidikan sekarang hanya sebagai bentuk penampilan dari para orang tuanya. Ketika anak kita belajar di sekolah favorit, maka otomatis kita sebagai orang tua akan sangat bangga. Ya.. Bangga bisa pamer ke tetangga sebelah. Hehehehehe.. Just Kidding.

Tapi betul lho ini.. rata - rata orang tua menyekolahkan anaknya sesuai dengan keinginan orang tua. Jadi anak dianggap sebagai repretentatif (waduh.. salah gak yah) atau lebih mudahnya, Anak dijadikan cerminan Orang Tua. Betul gak ibu - ibu..????

BELAJAR UNTUK MEMAHAMI

Belajar pada prinsipnya adalah untuk memahami atau dimengerti, belajar bukan sekedar membaca dan menghapal. Untuk itulah, sebenarnya dengan menggunakan sistem aplikasi ( penerapan langsung ) kita akan semakin mudah untuk memahaminya.

Nahh.. pembelajaran yang harus diajarkan untuk anak kecil akan sangat berbeda dengan pembalajaran dengan seorang remaja atau pun orang dewasa. Dan banyak yang berpendapat bahwa " Memori anak kecil sangat peka terhadap apa yang diajarkan seseorang ". Sehingga pembelajaran yang paling tepat ketika masih kecil adalah pembentukan mental / karakter / kepribadian. Dimana ketika mental seorang anak tersebut sudah terbentuk, maka apapun kebutuhan dia akan terserap dengan cepat ( cepat mengerti/memahami).

Kebanyakan para orang tua yang mampu, ketika anaknya menginjak usia 3th - 4th sudah merencanakan pendidikan formal dan berbagai macam kursus lainnya. Bahkan sudah merencakan hingga jenjang perguruan tinggi. Belum lagi ditambah pembelajaran mengenai minat dan bakat anak tersebut. Nah lo.. apa gak pusing jika kita sebagai anaknya.

Tapi sebaliknya, pembentukan mental/kerpibadian yang seharusnya menjadi point utama dan pertama malah justru diabaikan. Ini yang sebenarnya, saya kurang setuju atau tidak sependapat. Justru yang pertama kali harus diajarkan  kepada anak kecil adalah bagaimana membentuk cara berpikir anak kecil  tersebut agar bisa mengerti dan memahami.

Dan biasanya sistem pembelajaran ini hanya dapat di lakukan pada lngkungan keluarga kita sendiri atau yang mengasuh anak kita. Well.. kita sebagai orang tua tidak lepas dari proses pembelajaran anak  tersebut, hingga menjadi orang yang memiliki kepribadian yang baik dan bagus.

Nahh.. bagaimana mengenai pendidikan formal, kursus dan latihan minat bakat tersebut??

Saya juga sependapat, memang perlu...!!!! Asalkan jika point pertama sudah kita terapkan. Artinya semua bentuk pendidikan tadi adalah pembelajaran mengenai ketrampilan, atau sesuatu yang bisa dipelajari di lain waktu dengan waktu yang tidak terlalu lama. Coba kita belajar Bahasa Inggris, maks. 6 bulan atau 1 tahun kita sudah bisa mengerti Bahasa Inggris dengan sedikit lancar (tergantung aplikasinya yah, kalau gak pernah dipake juga bisa lama. Hehehe..)

Sedangkan pembentukan kepribadian ataupun mental seorang anak, butuh waktu yang sangat lama. Dan lagi, pembelajaran ini akan semakin sulit jika diluar kendali orang tua. Hasilnya pun baru bisa kita rasakan  ketika dia menginjak usia remaja atau dewasa.

Bagaimana cara mengajarkan anak kita, agar memiliki kepribadian yang baik??? Akan saya jelaskan berikut yah.. karena pekerjaan saya sudah menunggu. Di lain waktu akan saya jelaskan dikit demi sedikit. Karena saya bukan seorang psikolog anak ataupun seorang pendidik, maka mohon dimaklumi jika banyak salah pendapat atau pandangan.

Dan sekali lagi, mohon tidak untuk diperdebatkan, karena saran saya hanya sebagai tambahan masukan saja. Bukan dari seorang yang ahli, tapi seorang yang mengalami ( praktisi ).

Semoga bermanfaat..!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar