Jika anda sudah membaca lika liku kehidupan saya sebelumnya, maka anda sudah tahu bagaimana kondisi saya saat ini. Kondisi dimana saya harus bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk menutupi segala hutang - hutang saya. Dan kemarin tepatnya bulan Juli 2015 saya benar - benar menerapkan langkah senapan serbu.
Ketika kondisi saya butuh pendapatan tambahan, saya akhirnya berangkat menuju ke Jakarta dan Bandung. Dengan harapan saya bisa mendapatkan beberapa proyek telekomunikasi yang akan kami ( saya dan tim ) kerjakan untuk bulan depan. Jika tidak dapat proyek tersebut, mungkin usaha TRANSMOJO akan saya tutup. Begitulah pikir saya ketika saat itu.
Berbekal info dari teman, bahwa ada perusahaan yang sedang membuka pekerjaan pembangunan mini tower maka kami berangkat ke Jakarta. Setelah saya sampai Jakarta, kami melakukan meeting di perusahaan tersebut. Dan intinya mereka bersedia jika kami yang akan mengambil pekerjaan tersebut. Dan mereka akan memberi kabar kapan pelaksanaan tersebut berlangsung.
Setelah kami mengunjungi perusahaan tersebut, saya juga menghubungi beberapa teman lama saya yang berada di Jakarta. Saya mengatakan kalau saya butuh pekerjaan di bidang Telekomunikasi, dan dari sekian banyak teman hanya beberapa teman saja yang memberikan informasinya. Bahkan ada yang tertarik untuk bekerjasama.
Namun semua itu belum bisa terjadi dalam waktu 1 bulan itu. Saya masih menunggu konfirmasi dan informasi lanjutan dari beberapa calon pemberi kerja. Akhirnya saya juga mencari informasi hingga ke Kota Bandung. Di Kota ini saya juga bergerilya daftar nama, namun ketika di Bandung saya lebih mengandalkan daftar nama dari teman saya. Karena saya tidak begitu banyak relasi atau teman di Kota Kembang tersebut.
Mungkin sudah ratusan daftar nama yang sudah saya hubungi, dan hampir setiap hari saya jadwalkan untuk bertemu dan mengobrol. Jika tidak bisa bertemu, saya menggunakan komunikasi lewat telepon. Dari mulai Kota Jakarta, Bandung hingga Kota Cirebon ( Kota Kelahiran saya ) saya lalui dengan kendaraan roda dua alias motor.
Modal operasional saya juga semakin menipis. Saya hanya berbekal Rp 20 ribu setiap hari ketika berada di Bandung dan Rp 15 ribu setiap hari ketika saya berada di Jakarta. Di Jakarta, untuk makan sehari - hari saya hanya berharap pada teman saya. Sedangkan biaya operasional, saya mengandalkan transferan dari teman - teman dekat saya.
Kebetulan pada saat itu memasuki bulan puasa, dimana saya tidak begitu banyak pengeluaran untuk biaya makan sehari hari. Karena setiap sore, saya rajin mengunjungi masjid - masjid besar. Yaahh.. sekedar membuka batal puasa dengan teh hangat atau kolak dan beberapa kue atau penghidang makan.
Segala macam usaha saya lakukan pada saat itu, mulai dari negosiasi dengan beberapa perusahaan telekomunikasi, kemudian mencari teman - teman yang bergelut dalam bidang telekomunikasi, hingga membantu teman yang sedang menjalankan proyek telekomunikasi.
Dari semua usaha itu, tidaklah semuanya bisa menghasilkan, bahkan ada beberapa usaha yang saya mengalami kerugian. Memang tidak besar, namun disaat saya yang sedang susah ini dan tersebut sangatlah berarti bagi saya.
Namun saya berpikir, di lebaran nanti saya masih belum bisa menghasilkan apa - apa. Jangankan dana tambahan, dana kehidupan pribadi saya aja tidak ada. Bagaimana saya bisa memperoleh dana saat ini. Rencana saya, dana ini akan membuat bayar cicilan hutang dan gaji karyawan ( mungkin sekalian THR ).
H-5 lebaran, saya masih terus memikirkan dan terus melanjutkan proyek pembangunan tower. Rencananya tower ini akan dipindahkan ke tempat yang lain. Sebelum puasa, tanah sudah kita negosiasi, warga juga sudah kita kondisikan. Dan perusahaan tower sudah setuju. Tinggal menunggu keputusan dari perusahaan tower, kapan akan dipindahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar