Kamis, 20 Agustus 2015

Tikungan Tajam dan Tikungan Menghujam

Belum selesai dengan cerita laku - liku kehidupan versi 2, kali ini saya membahas mengenai dunia pertikungan. Anda pasti sudah tahu kan arti dari sebuah " Tikungan "?? Yupp.. Tikungan disini bukan lah jalanan yang menikung ataupun jalanan berbelok. Tikungan disini dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang secara tiba - tiba mengambil jalan kita.

Jika anda pernah mengalamai masa ABG ( anak Baru Gede ) pasti sudah tahu arti sesungguhnya tikungan ini. Hahahaha... karena rasa sakitnya sama dengan yang sama alami. Cuma bedanya, tikungan ini tidak hanya terjadi di bab percintaan saja, namun di bidang bisnis juga sama. Pasti ada yang menikung, entah itu teman sendiri, relasi atau bahkan orang lain. Rasa sakitnya juga sama, bedanya pertaruahan ini bukan hanya untuk pribadi seorang, tapi menyangkut banyak orang. Apalagi jika melibatkan karyawan atau tim sebagai pendukungnya.



Dunia bisnis memang merupakan dunia kebebasan, yang hanya dilihat dari segi untung dan ruginya. Jika anda menguntungkan, maka anda bisa diajak kerjasama. Jika anda merugikan maka anda tidak bisa diajak kerjasama. Itulah dunia bisnis atau yang lebih tepatnya dunia bisnis yang tidak memiliki etika bisnis.

Kejadian ini baru saja saya alami ( walau sebenarnya saya sudah beberapa kali mengalami pada tahun - tahun sebelumnya ) namun saya lebih tertarik kejadian ini untuk diceritakan dalam memori malam hari ini. Sebenarnya kejadian ini bukanlah sesuatu hal yang baru atau kejadian luar biasa, namun karena masih melekat dalam hati, jadi saya akan berbagai cerita saja di blog ini.

Naahhh... begini ceritanya sob ( kali ini pake bahasa gaul yah )
Masih ingat dengan cerita Lika Liku Kehidupan #1 saya kemarin??? jika sudah membaca, mungkin akan lebih mengerti masalah ini. Jika belum, hmmm... saya coba untuk menterjemahkan ke bahasa umum ( walau saya bukan penulis handal ).

Kemarin merupakan hari terakhir saya menyerahkan surat kontrak kerjasama dengan relasi saya, ceritanya kontrak kerjasama kita dibatalkan, karena seorang investor saya mundur sepihak. Olah karena itu, rekanan saya mengambil keputusan agar dana disiapkan terlebih dahulu sebelum tanda tangan kontrak, dan saya pun menyetujuinya.

Setelah menyerahkan surat kontrak tersebut, saya pun  mengambil keputusan untuk membubarkan tim ( Adam dan Rubi ). Karena menurut saya mereka tidak bertanggungjawab atas pembagian pekerjaannya, dan mereka tidak membantu ketika terjadi permasalahan ini. Jadi sebaiknya kita berjalan masing - masing saja.

Namun keesokan harinya, saya tiba - tiba dihubungi sama Adam, katanya rekanan saya itu butuh tim instalasi di lapangan sehingga dia di telp untuk mempersiapkan tim. Dan katanya sistem kerjasamanya di berbuat berbeda dengan yang kemarin. Untuk itu Adam dan Tim Lapangan membutuhkan dana awal untuk operasional sebesar 4-5 juta. Dan kalau bisa dana tersebut ditransfer hari itu juga agar tim bisa berangkat ke lapangan.

Weittss.. " Kok saya gak dihubungi yah?? kok relasi saya malah hub Adam" dalam hati saya setelah berbincang - bincang di telepon. Apa benar relasi saya itu membutuhkan tim lapangan saja, sehingga hanya Adam yang dihubungi. Atau jangan - jangan Adam menawarkan langsung ke rekanan saya.

Singkat waktu, akhirnya saya menyetujui dan menanyakan sistem kerjasama dengan rekanan saya tersebut. Adam pun mengatakan bahwa sistemnya tim dibayar borongan, setiap pekerjaan selesai akan di bayar sesuai pekerjaan, pembayaran akan dilakukan setelah 1 bulan tagihan masuk. Kami hanya mempersiapkan operasional tim untuk diberangkatkan ke Jogja  Kebetulan wilayah kerjanya di Kota Jogja, Solo dan Semarang )

Setelah saya menyanggupi transfer dana operasional dana untuk tim di lapangan, saya meminta bukti PO dari rekanan saya itu dan rencana malam ini akan saya transfer melalui investor saya. Agar saya lebih percaya dengan PO yang diberikan, sehingga bentuk kerjasamanya jelas. Setelah email masuk, saya pun melihat dan menganalisa. Selain itu juga agar investor saya lebih yakin memberikan dananya.

Dari PO yang diberikan perusahaan rekanan saya kepada Adam adalah bentuk kerjasama yang isinya sama persis dengan PO yang kemarin saya dapatkan. Bukan permintaan tim lapangan atau kerjasama operasional di lapangan.

Untuk memastikan hal tersebut, saya langsung menghubungi rekanan saya. Dan memang benar, ternyata dia telah dihubungi Adam untuk menawarkan sistem kerja sama baru. Dan kebetulan rekanan saya tersebut membutuhkan tim di lapangan karena target pelaksanaan sudah semakin dekat.

Hmmm.. jadi gini yah rasanya di tikungan oleh rekan satu team.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar