Berikut ini beberapa peristiwa dan juga hal - hal yang perlu saya ingat lagi di Tahun 2015 kemarin, agar menjadi sebuah memory yang tidak akan saya lupakan. Sebagai bentuk pembelajaran, sebagai bentuk penghayatan dan juga sebagai pembentuk rasa syukur saya kepada Allah SWT.
Tahun 2015 merupakan Tahun dimana titik terendah dalam hidup saya alami, kejadiannya hampir mirip dengan dulu waktu saya bangkrut dengan usaha distributor produk kebersihan. Bedanya, ketika dahulu, saya tidak memiliki hutang. Saat ini kondisinya saya memiliki hutang dimana - mana.
Namun titik balik dari permasalahan ini juga terjadi di Tahun 2015, dimana satu persatu permasalahan dapat saya lalui dan selesaikan. Baik diselesaikan oleh keluarga saya, maupun oleh saya sendiri.
Tahun 2015 merupakan Tahun dimana titik terendah dalam hidup saya alami, kejadiannya hampir mirip dengan dulu waktu saya bangkrut dengan usaha distributor produk kebersihan. Bedanya, ketika dahulu, saya tidak memiliki hutang. Saat ini kondisinya saya memiliki hutang dimana - mana.
Namun titik balik dari permasalahan ini juga terjadi di Tahun 2015, dimana satu persatu permasalahan dapat saya lalui dan selesaikan. Baik diselesaikan oleh keluarga saya, maupun oleh saya sendiri.
Bulan Januari 2015
Bulan Februari 2015
Bulan Maret 2015
Saya akhirnya menutup usaha Hotel Blangkon dan tidak meneruskan untuk membayar biaya perpanjangan kontrak. Saya memiliki kekurangan biaya sebesar Rp 30 juta dari Total sewa 80 juta / tahun. Selain karena tidak memiliki dana yang cukup, menurut saya bisnis hotel sangat sulit untuk bersaing di tengah pembangunan hotel - hotel bintang di Kota Jogja. Dan saya memperkirakan sangat sulit mendapatkan keuntungan dengan tingkat persaingan harga yang rendah.
Dengan diakhirinya usaha Hotel ini maka seluruh aset direncanakan akan dijual untuk menutupi modal yang sudah dikeluarkan sebelumnya. Namun, kenyataan berkata lain, penjualan aset - aset hotel tidak semudah menjual barang yang sejenis sebelumnya. Akibatnya, penjualan aset hanya dapat dijual sebear 50% dari harapan dan target penjualan aset hotel.
Bulan April 2015
Bulan Mei 2015
Harapan dapat meraup keuntungan dari menangani Studi Tour di Malang dan Jogja, pada kenyataannya mengeluarkan lebih banyak biaya. Ini lah resiko dari usaha jasa tour and travel. Memiliki 2 rombongan besar yang sudah diperkirakan mendapatkan keuntungan 40jt, dan memiliki harapan agar keuntungan tersebut dapat mengurangi hutang - hutang.
Namun pada kenyataannya, saya semakin banyak berhutang karena harus membiayai lebih besar dari apa yang dianggarkan. Daripada membuat usaha saya hancur, maka tidak ada jalan lain selain berhutang kembali. Bahkan rombongan terakhir hampir tidak bisa keluar dari Hotel karena biaya hotel belum dilunasi.
Dengan kejadian tersebut, Akhir Mei 2015 saya langsung memutuskan mencari penghasilan dari project teleomunikasi di Semarang. Dan kebetulan dapat beberapa pekerjaan dari teman di Bandung. Mencarikan lahan untuk didirikan tower minipole untuk perusahaan telkom, ada sebanyak 7 titik yang saya dapatkan.
Yahh... namanya nasib kurang beruntung, ternyata project tersebut sudah diberikan kepada orang lain terelebih dahulu. Info ini baru saya terima setelah saya berjalan kurang lebih 1 minggu. Hal ini membuat biaya pengeluaran untuk operasional selama 1 minggu saya di Semarang, tidak mendapatkan gantinya.
Bulan Juli 2015
Di bulan ini saya betul - betul merasakan titik terendah saya dalam mengalami hidup. Dari Jogja saya pergi ke Kota Bandung, dimana akan menindaklanjuti proyek telekomunikasi dan pada akhirnya tidak jadi dilaksanakan. Sehingga saya harus tetap tinggal beberapa minggu di Kota tersebut karena sudah tidak memiliki dana lagi.
Saya masih ingat betul, saya memegang uang hanya 50rb untuk biaya makan dan juga kehidupan kedepan. Dimana saya tidak tahu harus mencari penghasilan darimana. Dan juga saya masih terus memperjuangkan hasil project SITAC di Cirebon agar bisa cair.
Di Kota Bandung saya tinggal bersama rekan saya, dan karena kebetulan memasuki bulan puasa saya sangat menghemat pengeluaran setiap harinya. Anggaran pun dapat saya tekan menjadi 5rb setiap hari untuk makan. Ditambah pinjaman dari orang tua sebesar 100rb, saya bisa bertahan dalam waktu 1 bulan.
Bulan Agustus 2015
Memasuki musim lebaran, saya masih belum mendapatkan apa yang saya harapkan.
Bulan September 2015
Awal Bulan September menjadi hal yang paling menyakitkan bagi saya, karena saya di khianati oleh teman seperjuangan sendiri. Teman yang kemarin saya selalu support dana, kini mengambil semua project yang dulu kita kembangkan sendirian. Bahkan bersama orang lain yang baru dikenal.
Walaupun sempat menawari saya untuk bergabung, namun lebih memprioritaskan teman barunya tersebut. Karena teman barunya tersebut membawa investor untuk project ini. Saya dibutuhkan hanya karena saya berasal dari Jogja, dimana project tersebut akan dijalankan. Sehingga dapat membantu mempersiapkan segala sesuatunya untuk project tersebut.
Akhir September saya benar - benar terlibat lebih dalam dan alhamdulillah mendapatkan hasil yang sama dengan teman saya ini. Kami bertiga bersama investor menyepakati untuk kerjasam langsung dengan perusahaan besar dalam proyek Transmisi. Dan kebetulan saya dipercaya untuk memegang jabatan sebagai General Manager.
Di Bulan September ini juga, semua keluarga ikut mengurusi permasalahan hutang - hutang saya, terutama dengan pihak bank dan salah satu investor. Karena jaminan bank adalah sertifikat rumah orang tua, jadi mau gak mau harus diselesaikan sebelum masuk proses lelang. Dan yang satunya lagi adalah mengeluarkan mobil investor yang sudah saya jaminkan kepada teman saya untuk meminjam dana.
Bulan Oktober 2015
Di Bulan ini juga banyak terjadi masalah dalam proyek telekomunikasi yang kita bangun. Semua SDM di Bandung mengundurkan diri secara bersamaan. Hal ini dikarenakan penurunan jabatan yang diberikan perusahaan kepada salah seorang
Saya akhirnya menutup usaha Hotel Blangkon dan tidak meneruskan untuk membayar biaya perpanjangan kontrak. Saya memiliki kekurangan biaya sebesar Rp 30 juta dari Total sewa 80 juta / tahun. Selain karena tidak memiliki dana yang cukup, menurut saya bisnis hotel sangat sulit untuk bersaing di tengah pembangunan hotel - hotel bintang di Kota Jogja. Dan saya memperkirakan sangat sulit mendapatkan keuntungan dengan tingkat persaingan harga yang rendah.
Dengan diakhirinya usaha Hotel ini maka seluruh aset direncanakan akan dijual untuk menutupi modal yang sudah dikeluarkan sebelumnya. Namun, kenyataan berkata lain, penjualan aset - aset hotel tidak semudah menjual barang yang sejenis sebelumnya. Akibatnya, penjualan aset hanya dapat dijual sebear 50% dari harapan dan target penjualan aset hotel.
Bulan April 2015
Bulan Mei 2015
Harapan dapat meraup keuntungan dari menangani Studi Tour di Malang dan Jogja, pada kenyataannya mengeluarkan lebih banyak biaya. Ini lah resiko dari usaha jasa tour and travel. Memiliki 2 rombongan besar yang sudah diperkirakan mendapatkan keuntungan 40jt, dan memiliki harapan agar keuntungan tersebut dapat mengurangi hutang - hutang.
Namun pada kenyataannya, saya semakin banyak berhutang karena harus membiayai lebih besar dari apa yang dianggarkan. Daripada membuat usaha saya hancur, maka tidak ada jalan lain selain berhutang kembali. Bahkan rombongan terakhir hampir tidak bisa keluar dari Hotel karena biaya hotel belum dilunasi.
Dengan kejadian tersebut, Akhir Mei 2015 saya langsung memutuskan mencari penghasilan dari project teleomunikasi di Semarang. Dan kebetulan dapat beberapa pekerjaan dari teman di Bandung. Mencarikan lahan untuk didirikan tower minipole untuk perusahaan telkom, ada sebanyak 7 titik yang saya dapatkan.
Yahh... namanya nasib kurang beruntung, ternyata project tersebut sudah diberikan kepada orang lain terelebih dahulu. Info ini baru saya terima setelah saya berjalan kurang lebih 1 minggu. Hal ini membuat biaya pengeluaran untuk operasional selama 1 minggu saya di Semarang, tidak mendapatkan gantinya.
Bulan Juli 2015
Di bulan ini saya betul - betul merasakan titik terendah saya dalam mengalami hidup. Dari Jogja saya pergi ke Kota Bandung, dimana akan menindaklanjuti proyek telekomunikasi dan pada akhirnya tidak jadi dilaksanakan. Sehingga saya harus tetap tinggal beberapa minggu di Kota tersebut karena sudah tidak memiliki dana lagi.
Saya masih ingat betul, saya memegang uang hanya 50rb untuk biaya makan dan juga kehidupan kedepan. Dimana saya tidak tahu harus mencari penghasilan darimana. Dan juga saya masih terus memperjuangkan hasil project SITAC di Cirebon agar bisa cair.
Di Kota Bandung saya tinggal bersama rekan saya, dan karena kebetulan memasuki bulan puasa saya sangat menghemat pengeluaran setiap harinya. Anggaran pun dapat saya tekan menjadi 5rb setiap hari untuk makan. Ditambah pinjaman dari orang tua sebesar 100rb, saya bisa bertahan dalam waktu 1 bulan.
Bulan Agustus 2015
Memasuki musim lebaran, saya masih belum mendapatkan apa yang saya harapkan.
Bulan September 2015
Awal Bulan September menjadi hal yang paling menyakitkan bagi saya, karena saya di khianati oleh teman seperjuangan sendiri. Teman yang kemarin saya selalu support dana, kini mengambil semua project yang dulu kita kembangkan sendirian. Bahkan bersama orang lain yang baru dikenal.
Walaupun sempat menawari saya untuk bergabung, namun lebih memprioritaskan teman barunya tersebut. Karena teman barunya tersebut membawa investor untuk project ini. Saya dibutuhkan hanya karena saya berasal dari Jogja, dimana project tersebut akan dijalankan. Sehingga dapat membantu mempersiapkan segala sesuatunya untuk project tersebut.
Akhir September saya benar - benar terlibat lebih dalam dan alhamdulillah mendapatkan hasil yang sama dengan teman saya ini. Kami bertiga bersama investor menyepakati untuk kerjasam langsung dengan perusahaan besar dalam proyek Transmisi. Dan kebetulan saya dipercaya untuk memegang jabatan sebagai General Manager.
Di Bulan September ini juga, semua keluarga ikut mengurusi permasalahan hutang - hutang saya, terutama dengan pihak bank dan salah satu investor. Karena jaminan bank adalah sertifikat rumah orang tua, jadi mau gak mau harus diselesaikan sebelum masuk proses lelang. Dan yang satunya lagi adalah mengeluarkan mobil investor yang sudah saya jaminkan kepada teman saya untuk meminjam dana.
Bulan Oktober 2015
Di Bulan ini juga banyak terjadi masalah dalam proyek telekomunikasi yang kita bangun. Semua SDM di Bandung mengundurkan diri secara bersamaan. Hal ini dikarenakan penurunan jabatan yang diberikan perusahaan kepada salah seorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar